Pagi yang cerah di lapangan sepak bola International Sport Club of
Indonesia, Ciputat Raya, Ahad, 11 Maret 2012. Sekelompok anak menjalani
latihan rutin di sekolah sepak bola.
Ada yang mencolok dari latih tanding anak berusia rata-rata 10 tahun
ini. Penyerang mungil ini selalu mendapat penjagaan dua sampai tiga
pemain. Inilah Tristan Alif Naufal, bocah tujuh tahun yang dijuluki
Messi-nya Indonesia.
Alif–begitu ia disapa–mengasah kemampuannya di sekolah Arsenal
Indonesia di Ciputat Raya. Ketika Tempo berkunjung ke markas latihannya,
Ahad pagi, 11 Maret 2012, Alif sedang asyik berlatih tanding.
Dengan seragam agak gombrong, Alif terlihat lebih kecil ketimbang
semua pemain. Sosoknya memang terbilang mungil, sekitar 110 sentimeter.
Apalagi Alif masuk dalam pemain usia 10 tahun karena kemampuannya
mengolah si kulit bundar, padahal usianya baru 7 tahun.
Bola di kaki Alif terlihat sangat lengket. Kemampuannya menggocek
bola ditopang dengan kelihaiannya mengontrol bola dan kecepatan larinya.
Beberapa kali dia melewati dua sampai tiga pemain yang beberapa
sentimeter lebih tinggi.
Gaya favoritnya adalah dribling double spin ala Zinedine Zidane,
pemain terbaik dunia 1998, 2000, dan 2003 asal Prancis. Ia mengecoh
lawan dengan memutar badan. Beberapa kali Alif menceploskan bola ke
gawang lawan.
Kelihaian ini mengingatkan banyak orang kepada Lionel Messi, pemain
terbaik dunia asal Argentina yang bermain di Barcelona. Alif mencuat
setelah videonya diunggah dengan judul “Tristan Alif Naufal (Indonesia
Football Star on The Making)” di YouTube, 3 maret 2012. Dalam seminggu,
video tersebut sudah ditonton sekitar 18 ribu pengguna YouTube.
Posting Komentar